Apakah Anime Horor Mulai Tersisihkan?

Apakah Anime Horor Mulai Tersisihkan

Horor adalah sebuah genre yang menyajikan ketakutan, ancaman, dan ketidaknyamanan sebagai hiburan untuk para penikmatnya. Genre ini laris dalam media film, buku, novel, hingga komik di berbagai belahan dunia.

Paling sering kita jumpai adalah horor dalam media film yang kerap mengisi daftar tayang di bioskop. Di Indonesia, genre ini tidak pernah habis dengan cerita-cerita supranatural dan mitos-mitos hantu Nusantara yang dimodifikasi oleh para sineas. Hollywood juga tidak ketinggalan, dengan produksi film horor bertema sekte sesat, pembunuhan berantai, sampai anomali paranormal yang menyeramkan di setiap musim Halloween.

Horor adalah salah satu berlian dalam industri film. Genre ini tidak akan pernah bosan untuk diulik dan ditampilkan dalam layar lebar. Lalu, bagaimana dengan genre horor dalam anime?

Tokyo Ghoul (©Pierrot/Marvelous AQL/Shueisha)

Tentu saja, genre horor juga meramaikan khazanah anime. Sebut saja Tokyo Ghoul, Kiseijuu (Parasyte), Another, Elfen Lied, Higurashi no Naku Koro ni sampai Highschool of the Dead yang merupakan deretan anime berlabel horor.

Berdasarkan data di MyAnimeList, judul-judul itu adalah anime horor yang memiliki jumlah penonton terbanyak. Sebagai judul yang rilis cukup lawas di rentang tahun 2000-2015, hal ini menimbulkan pertanyaan — bagaimana dengan anime horor di masa kini? Mari kita bahas.

Popularitas Genre Horor dalam Anime

Popularitas suatu genre adalah hal yang subyektif mengingat selera pasar yang bervariasi. Namun, berkaca dari anime-anime yang rilis beberapa musim terakhir, sepertinya kita dapat memahami bahwa genre macam fantasi, aksi, komedi, dan romance adalah genre yang paling banyak digandrungi. Sementara genre horor cukup tersisihkan karena minimnya jumlah anime dalam genre tersebut.

Musim dingin 2023 misalnya, hanya ada tiga judul anime horor yang ditayangkan, yakni Junji Ito: Maniac, Make My Day, dan Bio Sekai Meisaku Gekijou. Ketiganya adalah anime jenis ONA yang ditayangkan secara digital di Netflix dan YouTube.

Jumlah tersebut sebenarnya lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2022 secara keseluruhan yang hanya menayangkan anime horor sebanyak empat judul. Ya, kamu tidak salah baca, hanya EMPAT judul selama setahun, yaitu Yami Shibai 10, Nanashi Kaidan, Berserk: The Golden Age Arc – Memorial Edition, dan C Danchi.

Visual key C Danchi (©Production I.G./Akatsuki/adult swim)

Sebuah penurunan drastis jika dibandingkan lagi dengan tahun 2021 yang menayangkan delapan judul anime horor. Dari sini kita dapat melihat genre horor yang tampak kurang diminati oleh mayoritas penonton anime dalam beberapa musim terakhir. Lalu, apa kira-kira penyebabnya?

Horor dalam Anime Tergolong Niche

Meski banyak orang tahu tentang genre horor, tetapi kita mesti mengakui kalau genre satu ini tergolong jarang di dalam anime. Akan tetapi, sesuatu yang jarang bukan berarti tidak bagus. Ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang niche.

Anime horor memiliki pasar yang sangat spesifik. Hanya beberapa orang saja yang benar-benar menikmati ini, tetapi jumlahnya tidaklah sedikit. Lihat saja basis penggemar karya Junji Ito yang masih menunggu penayangan Uzumaki, penggemar Yami Shibai yang jarang dibahas oleh media mainstream, atau penggemar loyal Berserk yang sudah merasakan pahitnya adaptasi amburadul sebuah anime.

Yami Shibai 3 (©TV Tokyo)

Hal itu memang membuat anime horor jadi tertutupi oleh dominasi genre mainstream setiap musimnya, dan mungkin saja itu jadi penyebab langkanya anime horor akhir-akhir ini. Produksi anime sudah pasti tidak murah dan butuh keyakinan dari pasar agar komite produksi yakin untuk mengadaptasi suatu karya horor.

Anime horor terakhir yang bisa dikatakan dapat mendobrak jajaran anime mainstream adalah Mieruko-chan. Adaptasi dari manga komedi-horor karya Izumi Tomoki ini tayang pada Musim Gugur 2021 dan dapat bersaing dengan Takt Op. Destiny, Ansatsu Kizoku, dan Ousama Ranking.

Mieruko-chan (©Kadokawa/Passione)

Formula cerita yang cenderung komedi dan mencampurnya dengan unsur ecchi mampu memikat banyak penonton di samping genre horornya. Miko Yotsuya sebagai tokoh utama juga menarik banyak peminat, dan tidak sedikit yang akhirnya menjadikan Miko sebagai waifu. Cara ini memang mujarab untuk mengangkat popularitas di berbagai kalangan, walau sedikit mengecewakan bagi pecinta horor sejati.

Gagal Memenuhi Ekspektasi

Meski tidak selalu, sayangnya anime horor rentan gagal dalam eksekusi di bagian horornya itu sendiri. Contohnya adaptasi anime komik-komik Junji Ito yang di bawah ekspektasi. Komik buatan Junji Ito terkenal dengan arsiran dan gaya lukis khas-nya, sehingga dapat menghasilkan atmosfer horor yang menakutkan. Namun, ketika diadaptasikan ke dalam media anime justru gagal menghasilkan atmosfer yang serupa.

Selain itu, faktor animasi, produksi, dan eksekusi penceritaan itu sendiri yang kerap membuat anime horor menjadi flop. Seperti adaptasi anime Pupa yang sangat mengecewakan. Datang dari komik horor yang menjanjikan, nyatanya para penonton dikecewakan oleh buruknya kualitas anime Pupa. Keterlambatan dalam perilisan, durasi yang singkat, cerita amburadul, dan sensor tidak perlu yang malah mengurangi kesan horor dari seri Pupa — benar-benar mengecewakan.

Pupa (©Studio Deen/Earth Star Entertainment)

Beberapa anime horor yang sukses bisa dikatakan berhasil menciptakan atmosfer horor dengan kualitas produksi yang baik. Kiseijuu (Parasyte) adalah salah satu yang paling sukses dalam mengadaptasi komik horor. Berhasil memperlihatkan kesadisan alien parasit dan atmosfer menegangkan, serta eksekusi cerita yang apik dari sebuah komik yang tergolong cukup lawas.

Kiseijuu: Sei no Kakuritsu (©Hitoshi Iwaaki/Kodansha/VAP/NTV/4cast)

Sayangnya tidak banyak seri horor yang mendapatkan adaptasi semulus itu, sehingga sulit bagi anime horor untuk dapat berbicara banyak di pasar anime.

Anime Horor Selanjutnya

Sedikitnya anime horor yang tayang setiap musim memang tidak bisa terhindarkan akibat persaingan pasar yang memfavoritkan genre-genre tertentu dengan basis peminat yang besar. Namun, pecinta anime horor tidak perlu khawatir, sebab beberapa judul rencananya akan dirilis di masa mendatang.

Adaptasi komik komedi-horor Zom 100: Bucket List of the Dead akan dirilis pada musim panas tahun ini. Digarap oleh BUG FILMS, Zom 100 menceritakan Akira Tendou yang bersemangat kembali menjalani hidup dengan situasi apokaliptik penuh mayat hidup.

Visual key Zom 100 (©Hero Aso, Kotaro Takada, Shogakukan/Zom 100 Production Committee)

Musim panas tahun ini juga menghadirkan dua anime lain, yaitu Yami Shibai 11 dan Dark Gathering. Dan satu film yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar gimnya, Biohazard/Resident Evil: Death Island akan tayang di Jepang pada 7 Juli 2023.

Sementara itu, Uzumaki masih terus dinantikan oleh para penggemar horor, khususnya penggemar karya Junji Ito. Adaptasi animenya dijadwalkan rilis tahun 2021, tetapi pandemi Covid-19 memaksa penayangannya ditunda. Sejak itu, belum ada kabar terbaru mengenai anime berjumlah empat episode itu. Para penggemar mulai pesimis dengan adaptasinya, sedangkan sebagian lainnya masih optimis Uzumaki akan tayang tahun ini. Mereka yang masih percaya, berharap Uzumaki dapat tayang di bulan Oktober, bertepatan dengan perayaan Halloween.

Itulah bahasan singkat mengenai anime horor terkini. Bagaimana menurutmu? Apakah anime horor memang sudah tersisihkan?

Terima kasih sudah membaca, Kyuugo-tachi!

Sumber: MyAnimeList, Cultura