Perbedaan “Oishii” dan “Umai” : Serupa tapi Tak Sama

Pernahkah kamu menyadari ada dua kata yang sering diucapkan orang Jepang ketika makan atau minum? Ya, dua kata tersebut adalah oishii dan umai.

Dua kata ini sering diucapkan orang Jepang untuk mengeskpresikan kelezatan dari makanan dan/atau minuman. Tidak jarang kita mendengarnya di acara kuliner TV Jepang, anime, dorama, dan film Jepang.

(Credit: Kodoku no Gurume)

Hal itu membuat sebagian orang berpikir kalau oishii dan umai adalah sebuah sinonim atau kata yang bermakna sama. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, sebenarnya dua kata ini tidak benar-benar serupa loh!

Apa perbedaannya? Mari kita bahas.

Arti

Kita mulai dari membahas artinya dahulu. Oishii (おいしい) dan umai (うまい) adalah adjektiva yang berarti enak, lezat, sedap, dan nikmat. Selain itu, keduanya juga bisa berarti atraktif, menjanjikan, dan menguntungkan.[1]

Namun, umai bisa juga diartikan sebagai ahli, pandai, berkemampuan baik, dan cocok. Dari sini sudah mulai terlihat perbedaannya kan?

Konteks

Definisi sebuah sinonim tidak cukup jika membandingkan kesamaan artinya saja. Perlu dipahami juga konteks yang muncul dalam kesamaannya.[2] Begitu pula oishii dan umai yang berbeda jika dipakai dalam kalimat dengan konteks berbeda.

Pada konteks menikmati makanan, oishii dan umai adalah sinonim yang bermakna “enak”.

この ケーキ わ うまい
Kono kēki wa umai
Kue ini enak

Sementara pada konteks keahlian, umai bermakna “jago”, “kemampuan bagus”, dan “pandai”. Sinonimnya pun berubah menjadi dengan kata jyouzu (じょうず).

あの人は泳ぎがうまい
Ano hito wa oyogi ga umai
Orang itu pandai berenang

Penggunaan

Perbedaan oishii dan umai juga dapat dilihat dari penggunaannya. Kata oishii digunakan pada situasi formal, sedangkan umai digunakan pada situasi yang informal. Kata umai memang dikategorikan sebagai slang oleh orang Jepang. Biasanya diucapkan ketika nongkrong dan makan bersama teman.

Umai juga lebih sering diucapkan oleh laki-laki agar terdengar lebih jantan. Sebab, kata oishii lebih sering diucapkan oleh perempuan.[3] Meski begitu, laki-laki juga tetap akan mengucapkan oishii pada situasi formal. Oleh karena itu, perbedaan gender dalam pengucapan oishii tidak terlalu kentara di masa kini.[4]

(Credit: The Japan Times)

Serupa tapi Tak Sama

Dengan mempertimbangkan konteks dan situasi, kita dapat membedakan oishii dan umai. Keduanya mungkin akan membingungkan pelajar asing di Jepang atau ketika kita pertama kali makan malam bersama orang Jepang. Kita perlu memahami situasi dan makna dari kedua kata itu, sehingga dapat memakainya dengan tepat. Namun, hal terpenting dari pengucapan oishii dan umai adalah mengungkapkan rasa syukur atas kenikmatan dan kelezatan dari makanan yang dihidangkan.

Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai tata bahasa dalam budaya Jepang. Sekian dari saya, terima kasih sudah membaca!

Referensi

[1] jisho.org
[2] Soedjito. 1989. Sinonim. Bandung: PT Sinar Baru
[3] Takasaki, M. 2012. Bimi o imi suru go no shiyoo to seisa [On gender differences and the use of words that mean bimi ‘good flavor’in Japanese: Focusing on oishii ‘delicious’]. Jinbun Kagaku Kenkyuu8, 55-68.
[4] Liseline, G. D. 2015. Analisis Makna Adjektiva Oishi dan Umai dalam bahasa Jepang yang Dihubungkan dengan Ragam Lisan pada Anime “K-On” dan Manga “Cooking Papa”. Skripsi. Universitas Darma Persada, Jakarta.