Ulasan Isekai Ojisan: Komedi, Parodi, dan Sedikit Romantis

Setelah mengalami penundaan berjilid-jilid, Isekai Ojisan (Uncle from Another World) akhirnya merampungkan episode terakhirnya pada 8 Maret 2023.

Anime komedi isekai ini awalnya dirilis pada 6 Juli 2022 atau kurang lebih 8 bulan sebelumnya. Wabah Covid-19 menjadi alasan anime yang berjumlah hanya 13 episode ini bisa mandek sebegitu lamanya.

Isekai Ojisan diadaptasi dari manga berjudul sama karya Hotondo Shindeiru. Anime ini disutradarai oleh Shigeki Kawai (Ao no Exorcist) di bawah naungan studio AtelierPontdarc.

(© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Isekai Ojisan mengisahkan Yousuke Shibazaki atau Ojisan (Om-Om/Paman) yang bangun dari koma selama 17 tahun setelah kecelakaan di tahun 2000.

Keluarga besarnya terpecah selama dia koma, dan hanya keponakannya – Takafumi Takaoka yang menyambut dirinya ketika sadar di rumah sakit.

Begitu suram keadaan pamannya itu, terutama saat merapalkan mantra asing yang membuat Takafumi takut. Namun, ketakutan itu berubah jadi kekaguman lantaran mantra yang diucapkan Ojisan benar-benar nyata di mata Takafumi.

Sejak itu, Ojisan tinggal bersama Takafumi dan mencari nafkah menjadi YouTuber dengan konten sihir ala isekai.

Cerita: Berusaha untuk Menjadi Anti-Isekai

Alih-alih berawal dari kejadian nahas yang membawa kita ke dunia fantasi yang liar, Isekai Ojisan justru memulai dengan sebaliknya.

Bangunnya seseorang yang kembali dari isekai ke dunia nyata memang jarang diekspos dalam genre ini. Hal itu yang membuat Isekai Ojisan memiliki keistimewaan karena memperlihatkan seperti apa seorang yang overpowered dengan sihir ketika kembali ke bumi.

(© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Hal menarik lainnya adalah ketika Ojisan yang merupakan seorang otaku jaman 90-an terlihat sangat gagap teknologi ketika melihat Takafumi mengusap-usap layar gawainya.

Atau ketika melihat dunia internet yang begitu masif dengan interaksi virtual yang terasa nyata. Ojisan layaknya otaku veteran yang mengalami time travel. Namun, reaksi yang sama juga diperlihatkan dari sisi Takafumi selaku manusia biasa.

Takafumi adalah penggemar berat cerita fantasi. Dirinya sangat takjub dengan kemampuan sihir Ojisan dan semangatnya begitu membara kala menonton langsung kehidupan pamannya di Gran Bahamal – isekai yang ditempati Ojisan.

Cerita makin menggelikan sewaktu teman masa kecil Takafumi yang rupawan – Sumika Fujimiya tak sengaja melihat sihir Ojisan.

Fujimiya yang awalnya ragu dan takut, malah jadi ikut semangat menyaksikan petualangan fantasi Ojisan di layar sihir dari roh ingatan.

Dengan kata lain, Isekai Ojisan mencoba memberikan gambaran perubahan zaman dan perbedaan kultur boomer dengan milenial, serta reaksi seseorang yang melihat langsung dunia fantasi isekai.

Kita bisa menikmati cerita kehidupan sehari-hari sekaligus juga cerita petualangan fantasi dalam balutan komedi manzai khas Jepang. Bisa dibilang ini adalah perpaduan yang unik, sebab kita dapat melihat dari dua sisi, dua dunia yang berbeda.

Selain itu, anime ini juga kaya dengan selipan referensi dan parodi. Terutama referensi dari Sega, mulai dari gimnya, konsolnya, sampai pasang surut perusahaan gim tersebut.

Itu semua berkat latar belakang Ojisan yang cinta mati dengan Sega. Tidak ada satu hari pun tanpa referensi gim Sega yang diucapkan oleh Ojisan ketika nobar bersama Takafumi dan Fujimiya.

Konsol SEGA kesayangan Ojisan (© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Dan yang cukup mengejutkan adalah nama referensi dan parodi yang diselipkan tidak disensor sama sekali.

Cukup jarang ada anime seperti ini, karena kita tahu banyak sekali nama plesetan di setiap anime yang mengambil referensi dari kehidupan nyata. Hal ini menciptakan semacam humor empat dimensi yang menyegarkan.

Sayangnya, keistimewaan yang dimiliki Isekai Ojisan menjadi agak repetitif di pertengahan musim.

Siklus sederhananya seperti; Takafumi melakukan sesuatu hal, lalu Ojisan ingat pernah melakukan hal yang sama di Gran Bahamal, dan berlanjut nobar cerita Ojisan di layar roh ingatan.

Memang kalau untuk hal ini, semua anime komedi apalagi slice of life hampir tidak dapat menghindarinya.

Hari-hari nobar depan layar sihir (© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Repetitif ini sedikit tertutupi oleh kisah tiga heroine di Gran Bahamal; Elf, Mabel, dan Alicia.

Selain itu, subplot seperti masa lalu Fujimiya dan usahanya meraih hati Takafumi juga cukup membantu.

Namun, yah, itu tidak ada bedanya dengan anime yang sudah ada, sehingga membuat Isekai Ojisan agak sulit berinovasi di episode-episode akhir.

Lalu, jangan lupakan penundaan yang membuat kesinambungan cerita juga agak miss bagi penonton karena rentang waktu yang cukup lama.

Oleh sebab itu, barangkali kalau kamu baru melanjutkan lagi di episode terakhir, lebih baik tonton ulang dari awal.

Tentu ini bukan masalah bagi kamu yang memang tim menonton batch alias pemborong di akhir.

Animasi

Animasi dari Isekai Ojisan bisa dibilang cukup smooth dan nyaman ditonton. Hanya ada beberapa adegan – umumnya pertarungan – yang agak kaku dan berantakan.

Selain itu, CGI pada makhluk fantasi seperti goblin dan naga seperti kurang dipoles. Walau begitu, itu tidak mengurangi kekuatan dari Isekai Ojisan yang bertumpu pada unsur komedi.

Art style Isekai Ojisan tidak terlalu berbeda dengan art style manga-nya. Garis tebal, kasar, dan pewarnaan yang sederhana memberi ciri khas tersendiri bagi anime ini.

Ini juga sangat cocok dalam tema komedi yang dibawakan, karena tampak sangat sering ditampilkan ekspresi-ekspresi kaget yang komikal dari setiap tokoh.

Adapun desain wajah Ojisan yang lumayan realistis dibandingkan tokoh anime pada umumnya, juga cocok dengan tema tragedi-komedi maupun komedi-ironis yang beberapa kali masuk di cerita.

Gaya ekspresi andalan di Isekai Ojisan (© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Animasi untuk pembukanya pun sangat menarik karena memakai gaya piksel dan 3D khas gim retro. Dikemas dengan lagu pembuka dari Mayu Maeshima berjudul “story” yang menggelora, membuat pembuka ini sangat mewakili karakter Ojisan.

Ini cukup mengejutkan karena datang dari studio AtelierPontdarc yang masih minim CV di produksi anime. Baru anime pendek Ganbare Douki-chan yang pernah mereka produksi sebagai studio utama.

Meski terdapat kekurangan pada manajemen produksinya yang terganggu akibat Covid-19, adaptasi Isekai Ojisan bisa dikatakan tidak terlalu mengecewakan.

Musik

Aspek musik dalam Isekai Ojisan mungkin tidak terlalu menonjol. Punya background music yang bagus tetapi tidak terlalu ‘wah’.

Sudah mencukupi untuk mendukung elemen komedi atau adegan pertarungan di Gran Bahamal.

Opening Isekai Ojisan

Sementara untuk lagu tema di pembuka dan penutup anime juga tidak muluk-muluk. Lagu “story” dari Mayu Maeshima dengan nuansa rock akan membuat kita berpikir Isekai Ojisan adalah anime petualangan aksi-fantasi yang dramatis.

Kemudian, lagu yang menyejukkan dari Yuka Iguchi berjudul “Ichibanhoshi Sonority” begitu pas menjadi penutup selepas tertawa lepas dengan kisah jenaka Ojisan.

Casting

Sederet nama beken mengisi suara para tokoh dalam Isekai Ojisan. Ini menjadi poin tambahan untuk para calon penonton, khususnya wibu yang sudah akrab dengan dunia seiyu Jepang.

Sesuai ekspektasi, mereka bisa memerankannya dengan baik dengan mengisi suara yang sangat memanjakan bagi para penggemar.

Elf diperankan oleh Haruka Tomatsu (© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Ada Takehito Koyasu (Dio, Zeke Yeager) sebagai Ojisan, yang mana suaranya sering kita dengar sebagai antagonis, tetapi di sini bertransformasi menjadi om-om di luar nalar dengan tingkah lucunya.

Jun Fukuyama (Lelouch, Koro-sensei) sebagai Takafumi dan Mikako Komatsu (Arte, Maki Zenin) sebagai Fujimiya, juga berhasil menghibur ketika menanggapi tingkah lugu Ojisan.

Lalu, seiyu untuk tiga heroine juga tidak mengecewakan. Haruka Tomatsu (Asuna, Zero Two) sangat berhasil memerankan Elf yang tsundere. Aoi Yuuki (Mami, Lucy) dengan range voice yang luas juga memerankan Mabel dengan sangat baik. Kemudian, Aki Toyosaki (Yui, Ristarte) dengan ciri khas vokalnya yang imut memerankan dengan baik tokoh Alicia.

Verdict

(© AtelierPontdarc, Kadokawa)

Walau bukan yang pertama, Isekai Ojisan tetap memberi warna baru untuk anime genre isekai.

Eksplorasi pada sudut pandang Ojisan yang mewakili penyintas isekai dan orang-orang di sekitarnya yang mengetahui akan hal itu, menjadi sesuatu yang baru dan menghibur.

Selain itu, penggambaran Ojisan dengan desain layaknya om-om di dunia nyata juga menjadi pembeda yang signifikan dibandingkan seri isekai lain.

Dikemas dalam cerita komedi, kaya dengan referensi dan parodi, dan sedikit romantisasi pada kehidupan Ojisan di Gran Bahamal, membuat Isekai Ojisan menjadi anime yang sangat menyenangkan untuk ditonton.

Isekai Ojisan (2022)
Anime isekai yang menyenangkan dan menawarkan latar cerita unik dibandingkan seri lain yang sejenis.
8
dari 10

Demikian ulasan dari adaptasi anime Isekai Ojisan. Terima kasih sudah membaca, Kyuugo-tachi!

Referensi: Situs Resmi Isekai Ojisan, MyAnimeList, anidb.